Monday, August 17, 2009

Puisi Toejoeh Belas-an Negriku

Dirgahayu buat negriku yang beradat, otak bejat


I. "PUSAT"

Pusat...
Jauh dari otak lebih dekat pantat
Jarang bersih penuh keringat rakyat
Jauh acuhkan kala dekat senang dipijat

Pusat...
Siapa punya negeri ini ?
Apa Soekarno-Hatta ?
Tidak...

Enam puluh empat tahun sudah
Cukup...

Aku bukan siapa-siapa
Sejengkal diatas mu...


II. "OTORITER DIKTATOR KORUPTOR"

Laksana lintah penghisap darah
Muka buaya bertahta di darat

Ini uang receh untuk suap mulut
tapi janji tak akan ribut
Sebab badan penat hendak kentut

Propaganda lalu di pecah belah
Selaksa mengaku pemerhati rakyat
Coba lihat pantatnya di jilat

Begitu mudah menjentikkan jari
Pertanda untuk meminta upeti
Sibuk tak menentu pakai birahi

Hahahahaha...


III. "SENAT SENAT"

Lagu Ke-Pa-Rat Aparat Ba-Ng-Sat
Tembakan tanpa bidikan tepat
Lagaknya koboi di zaman moderat
Kuasa di tangan jadikan sesat

Senang di puji banci di lahat
Sembunyi di balik seragam coklat
Tiada senang langsung di sikat
Berikan pantat untuk di jilat

Lagu Ke-Pa-Rat Aparat Ba-Ng-Sat
Lagu sekarat buat orang-orang terjerat
Berubah sifat seratus delapan puluh derajat
Ganti seragam coba hidup merakyat

IV. TRAGEDI MEI ' 98

Tragedi Mei hidup kembali
Bangkit dari kubur menagih janji
Memaksa darah ini turun aksi
Reformasi menjilati, ludah terjilat terasa basi

Sedari tadi pagi masih disini
Di tinggal pergi masih begini
Setitik gerakan aksi pencerahan negri...
Untuk jiwa yang tahu surut tapi tak perduli

Tinggallah ayah, tinggallah ibu
Biarkan anak mu pergi...
Berbekal restu berkafan nyali
Berbaju sedikit anarki penuh ideologi...
Menjadikan matahari kiblat polisi

Apa.... !

Reformasi tak perawan lagi manis
Bablas tertusuk kaum-kaum Borjuis
Pahlawan Revolusi kian jadi menangis...
Melihat GARUDA kurus hidup mengkais

V. "BEGITU MUDAH"

Tak cukupkah engkau bersulang
Atau ku hantukkan kepala mu kelangit
Hingga setan tertawa manja
Dan malaikat berebut meludahi wajah mu

Begitu mudah engkau berkata-kata
Selaksa membalikkan telapak tangan
Sampai kapan terus berkuasa
Demi perut buncit penuh nanah

Gusur serbu siksa hasut sara
Balikkan periuk pencari makan
Demi sesuap mencoba bertahan...
Apakah salah dengan itu semua

Tidak teman lihatlah petunjuk hidup
Sampaikan benar walaupun terasa pahit...
Jikalau engkau terus bersedih
Perlahan pasti kan menjadi gila

Banyak mata tetap melek
Banyak pula yang tertidur pulas
Tiada berbuat hanya setuju
Sama saja seperti kisah pendahulu


VI. "PESAN RAKYAT JELATA"

Tunduk terjajah atau bangkit melawan
Sebab diam adalah pengkhianatan


salam,