Thursday, November 19, 2009

Matahari-Bumi, Bukan Satu-Satunya Pasangan Pendukung Kehidupan

Keingintahuan manusia akan apa yang ada di luar Bumi selalu mengarah pada pertanyaan adakah Bumi lain di luar sana? Mungkinkah ada Matahari lain yang membentuk Bumi yang mirip dengan Bumi kita? Topik inilah yang juga diangkat dalam serangkaian presentasi di XXVII General Assembly of the International Astronomical Union (IAU) di Brazil.


Seberapa jarangkah kehidupan di alam semesta ini? Inilah yang coba diangkat dan diteliti oleh para ahli dari berbagai bidang seperti biologi, geologi, fisika, astronomi maupun astrobiologi. Keberadaan kehidupan di Bumi menjadikan kita sebagai penghuninya mencoba mencari jawabannya. Mungkin salah satunya adalah uniknya hubungan Bumi – Matahari yang memberikan kesempatan bagi kehidupan untuk tumbuh dan berkembang. Lantas bagaimana dengan bintang lainnya? adakah hubungan serupa yang membawa pertumbuhan kehidupan?


Matahari yang kita lihat sehari-hari bak bola api raksasa yang seakan dapat menelan kita. Bola api yang menakutkan dengan berat 300000 kali berat Bumi. Ia memancarkan sejumlah besar energi dan melontarkan gumpalan plasma panas jutaan kilometer ke ruang angkasa. Radiasi yang sangat kuat dari sumber energi ini bisa sangat fatal bagi obyek lain yang ada di dekatnya. Tapi bagi Bumi, yang mengorbit pada jarak yang aman dari letupan-letupan yang bisa menghacurkan serta terhindar dari kondisi untuk bermandikan radiasi, Matahari justru menyediakan energi yang cukup untuk mempertahankan keberlangsungan kehidupan. Saat ini di usianya yang tak lagi muda yakni 4,5 milyar tahun, Matahari sudah jadi lebih tenang meninggalkan keliaran masa mudanya di belakang.


Edward Guinan, professor astronomi di Villanova University di USA bersama rekannya telah mempelajari bintang seperti Matahari yang berada pada siklus kehidupan awal dan akhir sebagai jendela asal mula kehidupan di Bumi sekaligus indikator kehidupan yang mungkin muncul di suatu tempat di alam semesta. Penelitian yang dilakukan Edward mengungkapkan Matahari pada usia mudanya berotasi 10 kali lebih cepat (sekitar 4 milyar tahun lalu) dibanding rotasinya saat ini. Semakin cepat bintang berotasi maka kerja dinamo magnetik di inti bintang akan semakin keras sehingga terbentuk medan magnet yang kuat. Akibatnya Matahari muda ini memancarkan sinar X dan radiasi ultra ungu beberapa ratus kali lebih kuat dibanding saat ini.


Tim lainnya yang dipimpin Jean-Mathias Grießmeier dari ASTRON, Belanda, meneliti tipe lainya dari medan magnetik yang mengelilingi planet. Mereka menemukan keberadaan medan magnetik planetari memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan potensi kehidupan di planet lain. Medan magnetik planetari ini berfungsi untuk melindungi planet dari efek badai partikel saat bintang melontarkan massanya dari korona dan serangan terus menerus dari partikel angin bintang.


Menurut Grießmeier “Medan magnet planetari sangat penting karena mereka dapat melindungi planet dari kedatangan partikel bermuatan sehingga dapat menjaga atmosfer planet agar tidak ditiup. Selain itu medan magnetik juga berperan sebagai pelindungterhadap sinar X berenergi tinggi. Kurangnya medan magnetik intrinsik di Mars bisa jadi merupakan penyebab Mars tidak memiliki atmosfer saat ini.”


Guinan juga menambahkan “Matahari tampaknya bukan bintang paling sempurna untuk munculnya kehidupan. Meskipun memang sulit untuk ditentang mengingat kesuksesan Matahari dalam menopang kehidupan di Bumi”.


Hasil penelitian Guinan justru menunjukkan kalau bintang yang dapat menopang planet yang pas untuk kehidupan selama 10 milyar tahun adalah katai oranye yang lebih kecil dan lambat dengan masa hidup lebih panjang dari Matahari yakni 20-40 milyar tahun. Bintang yang dikenal juga dengan sebutan bintang K ini merupakang bintang stabil dengan zona habitasi tetap berada di area yang sama selama 10 milyar tahun. Bintang ini juga 10 kali lebih banyak dari Matahari dan memiliki potensi habitat untuk tumbuhnya kehidupan dalam jangka waktu yang lebih panjang.


Tak hanya itu, Guinan juga menemukan Bumi bukan satu-satunya model planet dimana kehidupan bisa tumbuh berkembang. Planet yang 2 – 3 kali lebih masif dari Bumi dengan gravitasi yang lebih besar dapat menahan atmosfer dengan lebih baik. Selain itu planet-planet tipe ini memiliki inti cairan besi yang lebih besar sehingga medan magnetiknya juga lebih kuat dalam melindungi planet dari serbuan sinar kosmik. Planet yang lebih besar juga lebih lambat untuk mendingin dan mengatur perlindungan magnetiknya.


Penelitian lain juga datang dari Manfred Cuntz dari University of Texas, di Arlington, USA. Bersama rekan-rekannya, ia meneliti kerusakan serta efek radiasi ultra ungu dari Bintang pada molekul DNA. Dari penelitian ini, mereka mempelajari efek pada potensi lain bentuk kehidupan ekstraterrestrial berbasis karbon di zona habitasi disekeliling bintang lain.


Menurut Cuntz, “Kerusakan signifikan yang terkait dengan sinar ultraungu terjadi dari UV-C yang dihasilkan dalam jumlah besar di fotosfer bintang F yang lebih panas dan di kromosfer bintang oranye dingin tipe-K dan juga di bintang merah tipe-M.”


Matahari sendiri merupakan bintang menengah yang ada di kelas G dan berwarna kuning. Bisa jadi lingkungan sinar ultraungu dan sinar kosmik di sekeliling bintanglah yang menentukan tipe kehidupan seperti apa yang bisa muncul di sekelilingnya.


Rocco Mancinelli, astrobiologis dengan SETI-nya di USA, menyatakan saat kehidupan terbentuk di Bumi 3,5 milyar tahun lalu, ia harus bisa menahan serangan radiasi ultraungu dari Matahari selama 1 milyar tahun sebelum oksigen dilepaskan oleh kehidupan yang terbentuk dan membentuk lapisan pelindung ozon. Mancinelli juga mempelajari DNA untuk dapat menyelidiki strategi perlindungan terhadap sinar ultraungu yang berevolusi di masa awal terbentuknya kehidupan dan tetap berlangsung sampai saat ini.


Seandainya ada kehidupan di sistem planet lain, kehidupan itu juga harus berjuang terhadap radiasi dari bintang induknya. Ini dilakukan untuk memperbaiki sekaligus melindungi organisme dari kerusakan yang dapat ditimbulkan sinar ultraungu.


Radiasi ultraungu menurut Mancinelli merupakan mekanisme selesi dimana ketiga domain kehidupan yang ada saat ini memiliki strateg perlindungan yang sama terhadap sinar ultraungu, yakni perbaikan mekanisme DNA, perlindungan di air dan di bebatuan. Dan semua ini masih meninggalkan jejaknya sampai saat ini tidak tersapu di masa awal Bumi.


Sampai saat ini para peneliti memang belum mengetahui apakah kehdupan itu memang ada dimana-mana dan mudah ditemukan, namun Guinan menyimpulkan, “Periode kemampuan diamnya kehidupan di Bumi sudah hampir berakhir – dalam skala waktu kosmologi. Dalam setengah milyar sampai satu milyar tahun lagi, Matahari akan semakin cerlang dan makin menghangatkan Bumi. Pada kondisi ini air akan sulit untuk berada pada kondisi cair, sehingga Bumi pun akan mengalami efek “runaway greenhouse” kurang dari 2 milyar tahun.”.

Mengapa Bintang Tampak Berkedip?

Pernahkah Anda perhatikan dengan seksama, bahwa bintang yang kita amati di malam hari tampak berkedip? Cahayanya berubah-ubah seperti lampu kelap-kelip, dan terkadang warnanya pun berubah-ubah dari putih ke biru atau merah dan sebaliknya. Sebenarnya bintang memancarkan energinya relatif konstan/stabil setiap saat. Jadi perubahan yang terjadi tidak berasal dari bintangnya. Ada hal lain yang menyebabkan bintang tampak berkedip. Apakah itu?


Penyebab utamanya adalah karena bumi memiliki atmosfer. Banyaknya lapisan udara dengan temperatur yang berbeda-beda di atmosfer menyebabkan lapisan-lapisan udara tersebut bergerak-gerak sehingga menimbulkan turbulensi. Turbulensi ini bentuknya sama seperti ombak atau gelombang di laut dan kolam renang. Jadi untuk mendapatkan gambaran seperti apa yang terjadi di atmosfer, bayangkan sebuah kolam renang yang permukaannya tidak tenang.


Sebuah koin yang terletak diam di dasar kolam renang akan tampak bergerak-gerak jika kita lihat dari atas permukaan air. Gerak semu ini terjadi karena adanya refraksi/pembiasan. Menurut ilmu fisika, ketika berkas cahaya melewati dua medium yang indeks biasnya berbeda, cahaya tersebut akan dibiaskan/dibelokkan. Untuk kasus koin di kolam renang, cahaya yang dipantulkan koin melewati dua medium yang indeks biasnya berbeda, yaitu air dan udara, sebelum jatuh di mata. Dan karena permukaan air yang tidak tenang, posisi koin yang sebenarnya tetap pun akan tampak berpindah-pindah.


Hal yang sama terjadi pada cahaya bintang yang melewati atmosfer bumi. Ketika memasuki atmosfer bumi, cahaya bintang akan dibelokkan oleh lapisan udara yang bergerak-gerak. Akibatnya posisi bintang akan berpindah-pindah. Tetapi karena perubahan posisinya sangat kecil untuk dideteksi mata, maka kita akan melihatnya sebagai kedipan.


Lalu, bagaimana dengan planet, mengapa planet tidak tampak berkedip? Bintang, sebesar apapun ukurannya dan sedekat apapun jaraknya, akan tampak sebagai sebuah titik cahaya jika diamati dari bumi, bahkan dengan teleskop terbaik yang dimiliki manusia. Sedangkan planet yang memiliki ukuran yang jauh lebih kecil daripada bintang akan tampak lebih besar dari bumi karena jaraknya yang jauh lebih dekat. Dengan teleskop kecil saja kita akan dapat melihat planet sebagai sebuah piringan, bukan sebagai sebuah titik cahaya. Ukuran piringan ini cukup besar sehingga turbulensi atmosfer tidak memberikan pengaruh yang nyata pada berkas cahaya planet. Dilihat dari permukaan bumi, planet pun akan tampak tidak berkedip. Kecuali pada kondisi atmosfer yang turbulensinya sangat kuat, atau saat planet berada di dekat horison, planet akan tampak berkedip juga. Karena pada saat planet berada di dekat horison (sesaat setelah terbit atau sebelum tenggelam), berkas cahayanya harus melewati atmosfer yang lebih tebal.


Setelah kita tahu bahwa penyebab bintang tampak berkedip adalah atmosfer bumi, kita bisa sesuaikan dengan kebutuhan kita dalam melakukan pengamatan. Jika kita ingin mengamati bintang dengan gangguan atmosfer paling sedikit, kita bisa tunggu hingga bintang tersebut berada dekat meridian. Atau jika kita ingin melihat bintang tidak berkedip sama sekali, kita bisa pergi ke luar angkasa, atau bulan, atau planet yang tidak memiliki atmosfer (ingat, bulan tidak memiliki atmosfer). Ada yang ingin membuktikan sendiri?

Fakta Tentang Bumi

Bagi kita yang hidup di atas bumi, mungkin Anda beranggapan kita sudah sangat memahami hal ihwal kehidupan di planet ini, tapi, belum tentu, ada sejumlah fakta yang mungkin belum Anda ketahui. Mungkin sekilas tidak terlintas dalam benak Anda, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diketahui yang dikutip dari Beijing Technology. Coba Anda jawab sejenak, lihat seberapa luas pemahaman Anda tentang masalah ini.

Apakah dalam satu hari itu akan selalu 24 jam ?
Pada 1000 tahun silam, satu hari di bumi hanya 18 jam sehari, dari hari ke hari rotasi bumi semakin lamban, dan dalam satu hari sekarang adalah 24 jam, menurut perhitungan ilmuwan, bahwa kelak di masa yang akan datang, dalam satu hari di bumi akan menjadi 960 jam!

Berapa luas permukaan bumi ?
Luas permukaan bumi adalah 510,1 juta km persegi.

Berapa luas padang pasir di bumi?
Kurang lebih 1/3 areal bumi merupakan padang pasir, jika manusia tidak membatasi terhadap perilaku individu, maka padang-pasir akan semakin meluas. Gurun Sahara di Afrika Utara adalah padang pasir yang terluas di dunia, adalah 23 kali ubik air tawar tersimpan di bumi, hampir setengahnya dalam setengah mil dekat permukaan bumi. Di permukaan Mars juga banyak terdapat air, namun, hingga saat ini air yang terdeteksi berupa zat padat, tidak ada yang tahu secara pasti berapa banyak sesungguhnya kandungan air yang terdapat di sana.

Dimana kawasan di bumi yang rentan terjadi gempa dan letusan gunung berapi ?
Sebagian besar gempa bumi dan gunung berapi terjadi di 12 titik perbatasan lempeng bumi, dan sedikit banyak mereka bergerak di permukaan bumi. Namun, salah satu lempeng yang paling aktif adalah lempeng Samudera Pasifik, kawasan perbatasan yang mengelilingi lempeng ini kerap terjadi gempa dan letusan gunung berapi, karena itu disebut juga daerah gempa dan gunung berapi Samudera Pasifik, dari Jepang hingga Alaska sampai ke Amerika Selatan, jangkauan kawasan ini sangat luas.

Apakah inti dalam bumi itu zat padat ?
Menurut kabar, bahwa inti dalam bumi itu sebagiannya adalah benda padat, namun, karena suhu yang terlalu tinggi sehingga di sekeliling pusat bumi telah lumer, kita tidak pernah sampai di pusat bumi, karena itu ilmuwan juga tidak dapat mengomposisinya secara pasti dan akurat. Baru-baru ini ada ilmuwan yang mengemukakan sebuah konsep yang berani dan cukup menarik, yaitu membuat sebuah lubang dengan bor, kemudian memasukkan sebuah detektor untuk menyelidiki lebih banyak perihal bagian dalam bumi.

Berapa kecepatan angin yang tercepat di permukaan bumi?
Kecepatan angin “normal” yang paling cepat di permukaan bumi mencapai 372 km/jam, ini adalah catatan yang tercatat pada 12 April 1934 di Washington Mountain negara bagian New Hampshire, AS. Namun, dalam suatu Tornado yang terjadi di Oklahoma pada Mei 1995 silam, kecepatan angin tercepat yang terdeteksi peneliti mencapai 513 km/jam, dan sebagai perbandingan, daerah angin di planet Neptunus paling cepat dapat mencapai 1448 km/jam.

Bagaimana kembang api yang berwarna warni itu terbentuk ?
Kembang api yang dimainkan pada hari raya beragam corak dan warna, itu adalah warna yang tercipta dari mineral di bumi. Strontium dapat menghasilkan warna merah tua, tembaga menghasilkan warna biru, natrium menghasilkan warna kuning, serbuk besi dan arang menghasilkan percikan api kuning keemasan, kilatan cahaya yang terang dan bunyi yang nyaring berasal dari serbuk aluminium.

Berapa total emas yang dihasilkan di dunia ?
Secara total emas yang dihasilkan di dunia lebih dari 193 ribu ton (metrik ton), jika semua emas ini ditimbun jadi satu, dapat menumpuk sebuah susunan gedung empat persegi setinggi 7 lantai. Afrika dan Amerika Serikat adalah dua negara penghasil emas, Afrika Selatan menghasilkan 5300 ton emas/tahun, dan Amerika Serikat menghasilkan lebih dari 3200 ton /tahun.

Dimana tempat yang paling dingin dan panas di bumi ?
Anda keliru, jika menurut Anda bahwa lembah mati di Kalifornia, AS, adalah tempat yang paling panas di dunia, dalam satu tahun selama waktu yang relatif lama di sana sangat panas, namun, tempat terpanas yang tercatat adalah di sebuah daerah di Libya, pada 13 September 1922, suhu di sana mencapai 57.8 derajat Celcius, ini adalah nilai tertinggi dalam catatan suhu sejak itu. Pada 10 Juli 1913, suhu tertinggi di lembah mati Kalifornia, AS, mencapai 54 derajat Celcius. Daerah dengan suhu terendah di dunia adalah di pusat timur Kutub Selatan, suhu pada 21 Juli 1983 mencapai 89 derajat dibawah nol Celcius.

Bagaimana guntur itu terjadi ?
Jika menurut Anda disebabkan oleh petir, benar juga, namun, anggapan yang tepat adalah karena suhu udara di sekitar petir naik secara drastis, kurang lebih 5 kali lipatnya suhu matahari. Pemanasan yang tiba-tiba menyebabkan kecepatan udara mengembang lebih pesat dibanding velositas bunyi, ini akan mengompres udara di sekitar dan membentuk gelombang kejut, dengan demikian kita bisa mendengar suara guntur.

Friday, November 6, 2009

Nyanyian Hati

Aku menari ikuti liukan nada pilu seruling bambu
Larut dalam dawai sunyi reruntuhan mimpi
Sesekali tertawai diri iringi isak sengau nyanyian hati

Sementara dalam keruh tenang
Pemangsaku kembali terpekur nyaman di dasar rawa
Teteskan liur beku sedingin pekatnya nafsu
Mematung menunggu aku yang lain…

Dalam rancak acak tarianku
Kau bisikan bayangan nyatamu lewat angin yg menderu perih ketelinga
Menarilah sayang lupakan harapan tololmu
Karena aku sang pemangsa dan karma bukanlah bagian dari takdirku

Aku terus menari menata kaki ayunkan jemari
Tersihir irama luka buaian seruling bambu
Lahirkan galau yg lengkapi kisah dalam bingkai buntu waktu
Karena setengah dari takdirmu adalah takdirku

Kuikat warna kelam pada selendang impian yg pernah kau beri
Lalu tertawai diri iringi isak sengau nyanyian hati


Dak 11.09

Menggegar Rasa

:/Dewi Maharani “SAJAK SEBUAH HATI”

Pada hati pernah kuberjanji tidak akan meninggalkanmu pergi, untuk itu sebagian jiwaku masih terpasung;tertinggal dalam cerita yang mengikat jiwa-jiwa kita menyatu dengan segala airmata mengalir ; melaju, lalu merinai seperti tangisan langit menyentuh benih-benih tanah berharap kembali merekah.

Kini saat aku tak lagi memelukmu, ijinkan jiwamu ku ajak membenam direlung-relung hati, dan biarkan telinga-telinga jiwa mendengar degup lembut yang didetakkan air mata doa, selayaknya embun bermanja di selembar daun,atau bahkan seperti angin yang memberi pertanda nelayan berlayar, dan pada saat bibir-bibir retak saling melumat, akan kukata : Larung pedihmu, karena bukan embun yang bermanja di selembar daun, bukan pula angin yang memberi pertanda pada nelayan, kecuali kau telah mentasbihkan “luka” bagian dari permainan rasa.

Bila belum cukup, biar kulepas dua telingamu,lalu kurekat menyatu dengan telingaku agar bisa kubenamkan seluruh pada segumpal lunak jantung merahku, dan kita dengarkan denting dawai dari aliran darah amis yang kau kata itu.

Tidakkah juga kau rasa,
air mata berserak masih berharap menyatu
______________________________________…
@ Imron Tohari, Mataram, 7.4.09/rev.6.11.09

menggegar v 1 berguncang; bergoyang