Friday, November 6, 2009

Menggegar Rasa

:/Dewi Maharani “SAJAK SEBUAH HATI”

Pada hati pernah kuberjanji tidak akan meninggalkanmu pergi, untuk itu sebagian jiwaku masih terpasung;tertinggal dalam cerita yang mengikat jiwa-jiwa kita menyatu dengan segala airmata mengalir ; melaju, lalu merinai seperti tangisan langit menyentuh benih-benih tanah berharap kembali merekah.

Kini saat aku tak lagi memelukmu, ijinkan jiwamu ku ajak membenam direlung-relung hati, dan biarkan telinga-telinga jiwa mendengar degup lembut yang didetakkan air mata doa, selayaknya embun bermanja di selembar daun,atau bahkan seperti angin yang memberi pertanda nelayan berlayar, dan pada saat bibir-bibir retak saling melumat, akan kukata : Larung pedihmu, karena bukan embun yang bermanja di selembar daun, bukan pula angin yang memberi pertanda pada nelayan, kecuali kau telah mentasbihkan “luka” bagian dari permainan rasa.

Bila belum cukup, biar kulepas dua telingamu,lalu kurekat menyatu dengan telingaku agar bisa kubenamkan seluruh pada segumpal lunak jantung merahku, dan kita dengarkan denting dawai dari aliran darah amis yang kau kata itu.

Tidakkah juga kau rasa,
air mata berserak masih berharap menyatu
______________________________________…
@ Imron Tohari, Mataram, 7.4.09/rev.6.11.09

menggegar v 1 berguncang; bergoyang